Mari Bertukar Wilayah Negara

Mari sedikit berandai-andai jika masing-masing negara di dunia ini bertukar wilayah sesuai dengan jumlah populasinya. Dengan demikian, setiap negara akan memiliki proporsi tingkat kepadatan penduduk yang sama. Problem kekurangan wilayah karena pertumbuhan jumlah penduduk bisa diatasi.

Jika diandaikan, maka peta dunia akan berubah seperti di bawah ini.

Gantian Wilayah Negara Yuk

Indonesia ternyata cukup layak menduduki wilayah Republik Rakyat China, karena populasinya yang begitu besar. Sedangkan China sendiri menggusur tetangganya, Rusia, ke wilayah Kazakhstan. Lebih lengkap tentang penjabarannya, baca di sini. Kurang puas lihat petanya, lihat di sini

Politik Adalah

tutut

“Suatu teknik menempatkan orang-orang tertentu pada suatu posisi tertentu dengan cara-cara tertentu guna mendapatkan hasil-hasil tertentu

Indonesia Bangsa Maling

Tersinggung? Jujur saya pun tersinggung dengan judul ini. Tapi, bagaimana lagi jika kita terus menerus disajikan dengan berita-berita miris tentang orang-orang Indonesia yang silih berganti mengambil sesuatu yang bukan haknya dengan cara ilegal.

Sejak empat tahun terakhir, kita semakin sering disuguhi dengan berita-berita terkuaknya kasus white collar crime yang dilakukan oleh para petinggi negara. Kasus korupsi, kongkalikong, dan surat sakti adalah sebuah rahasia umum di era orde baru, yang pada pemerintahan kali ini mulai diberantas satu per satu. Terlepas dari berhasilnya pemberantasan kasus korupsi, negara kita pernah menyandang gelar tidak terhormat sebagai negara dengan indeks korupsi tertinggi di Asia Tenggara. Mengenaskan.

Di jagad maya, Indonesia pernah terkenal dengan sarangnya carder alias maling kartu kredit yang kerap meresahkan para pemilik kartu kredit dan juga pemilik situs jualan online. Dengan kepandaian yang disalahgunakan, orang-orang ini dapat dengan santai membelanjakan uang orang lain untuk barang-barang yang bernilai wah. Sebut saja mesin motor gede Harley Davidson, atau satu kontainer notebook high-end yang tentu tidak mampu terbeli oleh kocek mahasiswa kost-kostan. Fenomena ini kemudian berdampak pada dimasukannya Indonesia ke dalam black list negara dengan kejahatan e-commerce yang tinggi. Layanan internasional seperti PayPal serta merta menutup servisnya di Indonesia. Beberapa situs toko online memblokir permintaan pembelian yang berasal dari Indonesia atau pengiriman barangnya ditujukan ke Indonesia.

Dua hal di atas adalah contoh ‘prestasi’ bangsa kita sebagai maling.

Jembatan Suramadu

Beberapa hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan mega proyek ambisius jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009, terkuaklah berita miris tentang hilangnya beberapa (atau malah banyak) baut pengencang rambu-rambu lalu lintas di jembatan sepanjang 5 kilometer itu. Saya merasa bahwa pidato kebanggaan presiden yang menyanjung putra-putri terbaik Indonesia tersebut, rusak oleh segelintir tangan-tangan jahil yang terlalu kreatif namun keblinger.

Pencurian baut rambu-rambu lalulintas jembatan Suramadu adalah contoh kecil dari sekian banyak kasus yang sama dalam pencurian fasilitas negara. Para pencuri ini adalah koruptor kelas tai tikus. Sama seperti para pencuri besi rel kereta api, pencuri kabel listrik PLN, dan pengutil pagar-pagar besi taman kota.

Kita bisa melihat bahwa pencurian tersebut tidak hanya merugikan negara secara materiil, namun juga bisa memunculkan potensi kerugian yang berdampak langsung kepada rakyat sekelas mereka. Bayangkan, jika rambu-rambu tersebut tidak memiliki baut, maka seketika ia bisa terlempar oleh angin dan menimpa pengendara sepeda motor yang tengah melintas di sekitarnya. Kereta api yang tengah melaju akan terlempar keluar dari jalur sebab besi tempat berjalannya telah berpindah entah kemana. Mereka tidak berpikir, bahwa bisa saja pengendara motor nahas itu adalah paman mereka, dan penumpang yang berada dalam kereta api yang terguling adalah ibu mereka. Apakah mereka sempat berpikir? Tidak.

Ada banyak motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi maling. Bagi mereka yang menyebut diri mereka miskin, mereka menyalahkan nasib mereka yang kurang beruntung dan merasa tertindas orang yang lebih berkuasa, sehingga melegitimasi bahwa tindakan pencurian mereka adalah benar. Mencuri itu halal jika kepepet.

Pencuri juga bisa timbul dari efek pencontohan. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. “Lah, yang di atas aja boleh ngambil duit negara bermilyar-milyar, masak saya ndak boleh ngambil baut jembatan barang sekarung aja?”. Nah, kalau yang ini pencuri goblok yang tidak kreatif. Blass, kata orang Jawa. Bisanya cuma mencontoh orang lain, mencontek, melakukan sesuatu karena orang lain juga melakukannya. Saya mencuri karena dia mencuri.

Lain lagi cerita dari maling intelek pencuri kartu kredit. Ada sebuah pembelaan yang pernah saya dengar bahwa mereka bukanlah maling melainkan pahlawan. Mereka menyamakan diri mereka serupa Robin Hood yang merampas harta dari kapitalis Amerika. Hanya untuk memberikan sekedar pelajaran kepada rakyat negara adidaya tersebut.

Tapi, hellooo… Bukankah kita semua sepakat bahwa semua tindakan mengambil hak orang lain tanpa izin adalah tidakan pencurian? Apapun alasannya, mencuri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan dari segala sudut pandang, tanpa terkecuali. Bahkan dari sisi agama. Namun, apakah ada yang tahu jikalau para pencuri tersebut beragama?

Motif mencuri semata-mata masalah akhlak. Sebesar apapun harta kekayaan maupun kepintaran seseorang jika tidak memiliki akhlak yang baik, tentu cerita tentang kasus-kasus seperti ini akan terus terulang. Dan Indonesia akan mendapat predikat bangsa maling di masa depan. Saya tidak ingin disebut sebagai warga negara bangsa maling. Anda?

Laga Tiga Calon Presiden Dalam Satu Arena

Calon Presiden RI 2009 - 2014

Debat calon presiden republik Indonesia yang disiarkan langsung bersamaan di beberapa televisi swasta berlangsung hangat. Acara ini adalah pertama kalinya semua calon presiden dipertemukan untuk memaparkan visi dan misinya di depan audiens umum. Dipandu oleh Helmy Yahya dan Anies Baswedan, debat capres adalah acara yang harus diikuti oleh seluruh calon pemilih yang akan memberikan suaranya pada tanggal 8 Juli besok. Sebab dengan acara ini, rakyat bisa langsung menilai bagaimana calon pemimpin masa depan mereka menjawab isu yang sama, pada waktu dan tempat yang sama.

Beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada calon presiden adalah isu-isu yang tengah hangat dan berkembang saat ini. Mengenai undang-undang pengadilan tipikor yang harus terselesaikan pada bulan September besok, berikut tentang kondisi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam negeri yang tengah menjadi sorotan. Mengenai kondisi alutsista ini tentu adalah hal yang krusial karena pada saat yang sama, Indonesia tengah menghadapi bibit-bibit konfrontasi dengan negara tetangga.

Sesi pertama berlangsung dengan cara satu pertanyaan dijawab oleh masing-masing capres dengan batas waktu selama 2 menit. Sesi kedua dijalankan sama seperti sesi pertama, namun kali ini masing-masing capres mendapat tambahan waktu satu menit untuk mengomentari program yang dipaparkan oleh calon presiden yang lain. Pada sesi kedua dilontarkan pertanyaan mengenai penanganan pungutan liar yang sudah mengakar dan membudaya dalam birokrasi Indonesia, juga tentang isu tenaga kerja Indonesia yang kerap berhadapan dengan kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan di negara tempat mereka bekerja.

Ketiga capres yang berlaga SBY,JK, dan Megawati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Secara garis besar saya menilai performa masing-masing capres dengan dengan cara mereka menjawab. Dari hal ini, saya lebih bersimpati dengan SBY yang menjawab dengan lugas dan jelas. SBY memaparkan pandangannya dengan jawaban-jawaban yang eksplisit, langsung mengena dengan inti pertanyaan yang diberikan. JK juga sebenarnya menjawab dengan lancar, namun jawabannya tidak sedetil SBY.

Megawati sendiri menempati posisi terendah dalam penilaian saya, karena cara menjawabnya yang berputar-putar, tidak langsung menjawab pada inti permasalahan. Kondisi ini mungkin bisa saya simpulkan secara pribadi adalah dikarenakan kedua capres yang pertama berada pada posisi incumbent. Mereka lebih tahu permasalahan yang tengah dihadapi dalam mengelola pemerintahan saat ini. Megawati, yang memang pernah menjabat presiden sebelum SBY, selama ini hanya bisa melihat dari luar. Sehingga ketika dilontarkan pertanyaan tentang kebijakan keadaan alutsista yang dihadapi Indonesia, beliau tidak menjawab dengan eksplisit. Berbeda dengan SBY yang memaparkan rancangan anggaran alutsista dengan angka-angka, menaikkannya hingga pada taraf normal yaitu 120 triliun rupiah per tahun.

Dari seluruh jawaban yang diberikan masing-masing capres, bagaimanapun keputusan akhir ada di tangan pemilih. Andalah yang akan menentukan siapa yang akan memimpin negeri yang kita tinggali selama lima tahun ke depan.

WordPress.Com Versi Bahasa Indonesia yang Wagu

Apakah bahasa kita yang memang tidak enak dibaca atau memang penerjemahnya yang kurang bisa menguasai teknik penerjemahan? WordPress.Com dalam versi bahasa Indoensia ini memang terkesan sedikit janggal dalam pilihan tampilan bahasa Indonesia. Coba simak beberapa bagian bagian yang diterjemahkan seperti ini:

Pada bagian navigasi kanan atas bahkan tidak semuanya tidak terterjemahkan dengan baik.
Home – Daftarkan Diri – Features – Blog – Story – Advanced

Mungkin ada baiknya jika Matt Mullenweg menggunakan kamus Enggeris-Endonesah milik Hassan Shaddily dan John M. Echols ketimbang hanya mengandalkan robot penerjemah.

Kemenangan Obama Dibayar dengan Kematian Neneknya

foto mas Obama

Judul tersebut mungkin saja muncul pada sebuah headline tabloid atau majalah klenik macam Misteri atau Liberty. Ide tersebut muncul ketika saya sedang terlibat pembicaraan dengan mas Lian. Menggelikan memang ketika kita membaca sebuah judul berita kemenangan Obama yang kemudian disangkutpautkan dengan hal-hal mistis.

Pada bagian lain majalah yang sama, kemudian akan muncul spiritualis alias dukun seleb macam Ki Joko Bodo memberikan pernyataan seperti “Saya sudah meramalkan kemenangan Obama ini melalui wangsit”. lalu dalam bait-bait pernyataan berikut, ia mengklaim bahwa Obama adalah sang Satriyo Piningit.

Hehee.. Entahlah, artikel cuma fiksi. Nggak penting. Tapi ngomong-ngomong, ada nggak pendukung Obama di Amerika sana yang berhaul jika jagonya menang, dia akan berjalan mbrangkang (dengan lutut) sekalian memplontosi rambutnya?

Seperti di negara kita. Yang berita serupa saya sering lihat di koran Kedaulatan Rakyat.

WORKS