Billy Gilman – One Voice Lyrics

Saya tak pernah tahu siapa Billy Gilman, sampai saya menemukan sebuah lagu “One Voice” dalam sebuah folder yang saya kopi dari sebuah warnet. Isi dari folder mp3 tersebut hanya berjudul Track 1, Track 2, Track 3, dan seterusnya sehingga saya tidak tahu lagu apa dan penyanyinya siapa. Namun ada yang menarik perhatian telinga saya saat Winamp mulai memutar track 9. Vokal seorang anak yang sangat menyentuh gendang telinga saya, sehingga saya tak bisa menahan untuk mengulang dan mengulang kembali lagu tersebut.

Billy Gilman in Boston Show, 2000

Berbekal lirik yang saya tangkap melalui telinga, saya mencoba untuk mencari lirik penuhnya di Google. Hasilnya, lagu tersebut berjudul One Voice dengan penyanyi bernama Billy Gilman. Menurut Wikipedia, Billy Gilman adalah seorang penyanyi musik country kelahiran 24 Mei 1988. Single One Voice adalah debutnya yang pertama saat ia berusia 12 pada tahun 2000. Dengan lagu tersebut, ia menjadi penyanyi termuda dalam tangga lagu Top 20 Billboard untuk kategori musik country.

Some kids have it and some kids don’t
and some of us are wondering why
And mom won’t watch the news at night
there’s too much stuff that’s making her cry
We need some help, down here on earth
A thousand prayers, a million words
But one voice was heard

A house, a yard, a neighborhood
where you can ride your new bike to school
A kind of world where mom and dad
still believe the golden rule
Life’s not that simple, down here on earth
A thousand prayers, a million words
But one voice was heard

One voice, one simple word
Hearts know what to say
One dream, can change the world
Keep believing till you find your way

Yesterday while walking home
I saw some kid on Newberry Road
He pulled a pistol from his bag
and tossed it in the river below

Thanks for the help, down here on earth
A thousand prayers, a million words
But one voice was heard
One voice was heard
One Voice was heard

Indonesia Bangsa Maling

Tersinggung? Jujur saya pun tersinggung dengan judul ini. Tapi, bagaimana lagi jika kita terus menerus disajikan dengan berita-berita miris tentang orang-orang Indonesia yang silih berganti mengambil sesuatu yang bukan haknya dengan cara ilegal.

Sejak empat tahun terakhir, kita semakin sering disuguhi dengan berita-berita terkuaknya kasus white collar crime yang dilakukan oleh para petinggi negara. Kasus korupsi, kongkalikong, dan surat sakti adalah sebuah rahasia umum di era orde baru, yang pada pemerintahan kali ini mulai diberantas satu per satu. Terlepas dari berhasilnya pemberantasan kasus korupsi, negara kita pernah menyandang gelar tidak terhormat sebagai negara dengan indeks korupsi tertinggi di Asia Tenggara. Mengenaskan.

Di jagad maya, Indonesia pernah terkenal dengan sarangnya carder alias maling kartu kredit yang kerap meresahkan para pemilik kartu kredit dan juga pemilik situs jualan online. Dengan kepandaian yang disalahgunakan, orang-orang ini dapat dengan santai membelanjakan uang orang lain untuk barang-barang yang bernilai wah. Sebut saja mesin motor gede Harley Davidson, atau satu kontainer notebook high-end yang tentu tidak mampu terbeli oleh kocek mahasiswa kost-kostan. Fenomena ini kemudian berdampak pada dimasukannya Indonesia ke dalam black list negara dengan kejahatan e-commerce yang tinggi. Layanan internasional seperti PayPal serta merta menutup servisnya di Indonesia. Beberapa situs toko online memblokir permintaan pembelian yang berasal dari Indonesia atau pengiriman barangnya ditujukan ke Indonesia.

Dua hal di atas adalah contoh ‘prestasi’ bangsa kita sebagai maling.

Jembatan Suramadu

Beberapa hari setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan mega proyek ambisius jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009, terkuaklah berita miris tentang hilangnya beberapa (atau malah banyak) baut pengencang rambu-rambu lalu lintas di jembatan sepanjang 5 kilometer itu. Saya merasa bahwa pidato kebanggaan presiden yang menyanjung putra-putri terbaik Indonesia tersebut, rusak oleh segelintir tangan-tangan jahil yang terlalu kreatif namun keblinger.

Pencurian baut rambu-rambu lalulintas jembatan Suramadu adalah contoh kecil dari sekian banyak kasus yang sama dalam pencurian fasilitas negara. Para pencuri ini adalah koruptor kelas tai tikus. Sama seperti para pencuri besi rel kereta api, pencuri kabel listrik PLN, dan pengutil pagar-pagar besi taman kota.

Kita bisa melihat bahwa pencurian tersebut tidak hanya merugikan negara secara materiil, namun juga bisa memunculkan potensi kerugian yang berdampak langsung kepada rakyat sekelas mereka. Bayangkan, jika rambu-rambu tersebut tidak memiliki baut, maka seketika ia bisa terlempar oleh angin dan menimpa pengendara sepeda motor yang tengah melintas di sekitarnya. Kereta api yang tengah melaju akan terlempar keluar dari jalur sebab besi tempat berjalannya telah berpindah entah kemana. Mereka tidak berpikir, bahwa bisa saja pengendara motor nahas itu adalah paman mereka, dan penumpang yang berada dalam kereta api yang terguling adalah ibu mereka. Apakah mereka sempat berpikir? Tidak.

Ada banyak motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi maling. Bagi mereka yang menyebut diri mereka miskin, mereka menyalahkan nasib mereka yang kurang beruntung dan merasa tertindas orang yang lebih berkuasa, sehingga melegitimasi bahwa tindakan pencurian mereka adalah benar. Mencuri itu halal jika kepepet.

Pencuri juga bisa timbul dari efek pencontohan. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. “Lah, yang di atas aja boleh ngambil duit negara bermilyar-milyar, masak saya ndak boleh ngambil baut jembatan barang sekarung aja?”. Nah, kalau yang ini pencuri goblok yang tidak kreatif. Blass, kata orang Jawa. Bisanya cuma mencontoh orang lain, mencontek, melakukan sesuatu karena orang lain juga melakukannya. Saya mencuri karena dia mencuri.

Lain lagi cerita dari maling intelek pencuri kartu kredit. Ada sebuah pembelaan yang pernah saya dengar bahwa mereka bukanlah maling melainkan pahlawan. Mereka menyamakan diri mereka serupa Robin Hood yang merampas harta dari kapitalis Amerika. Hanya untuk memberikan sekedar pelajaran kepada rakyat negara adidaya tersebut.

Tapi, hellooo… Bukankah kita semua sepakat bahwa semua tindakan mengambil hak orang lain tanpa izin adalah tidakan pencurian? Apapun alasannya, mencuri adalah hal yang tidak dapat dibenarkan dari segala sudut pandang, tanpa terkecuali. Bahkan dari sisi agama. Namun, apakah ada yang tahu jikalau para pencuri tersebut beragama?

Motif mencuri semata-mata masalah akhlak. Sebesar apapun harta kekayaan maupun kepintaran seseorang jika tidak memiliki akhlak yang baik, tentu cerita tentang kasus-kasus seperti ini akan terus terulang. Dan Indonesia akan mendapat predikat bangsa maling di masa depan. Saya tidak ingin disebut sebagai warga negara bangsa maling. Anda?

Laga Tiga Calon Presiden Dalam Satu Arena

Calon Presiden RI 2009 - 2014

Debat calon presiden republik Indonesia yang disiarkan langsung bersamaan di beberapa televisi swasta berlangsung hangat. Acara ini adalah pertama kalinya semua calon presiden dipertemukan untuk memaparkan visi dan misinya di depan audiens umum. Dipandu oleh Helmy Yahya dan Anies Baswedan, debat capres adalah acara yang harus diikuti oleh seluruh calon pemilih yang akan memberikan suaranya pada tanggal 8 Juli besok. Sebab dengan acara ini, rakyat bisa langsung menilai bagaimana calon pemimpin masa depan mereka menjawab isu yang sama, pada waktu dan tempat yang sama.

Beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada calon presiden adalah isu-isu yang tengah hangat dan berkembang saat ini. Mengenai undang-undang pengadilan tipikor yang harus terselesaikan pada bulan September besok, berikut tentang kondisi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam negeri yang tengah menjadi sorotan. Mengenai kondisi alutsista ini tentu adalah hal yang krusial karena pada saat yang sama, Indonesia tengah menghadapi bibit-bibit konfrontasi dengan negara tetangga.

Sesi pertama berlangsung dengan cara satu pertanyaan dijawab oleh masing-masing capres dengan batas waktu selama 2 menit. Sesi kedua dijalankan sama seperti sesi pertama, namun kali ini masing-masing capres mendapat tambahan waktu satu menit untuk mengomentari program yang dipaparkan oleh calon presiden yang lain. Pada sesi kedua dilontarkan pertanyaan mengenai penanganan pungutan liar yang sudah mengakar dan membudaya dalam birokrasi Indonesia, juga tentang isu tenaga kerja Indonesia yang kerap berhadapan dengan kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan di negara tempat mereka bekerja.

Ketiga capres yang berlaga SBY,JK, dan Megawati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Secara garis besar saya menilai performa masing-masing capres dengan dengan cara mereka menjawab. Dari hal ini, saya lebih bersimpati dengan SBY yang menjawab dengan lugas dan jelas. SBY memaparkan pandangannya dengan jawaban-jawaban yang eksplisit, langsung mengena dengan inti pertanyaan yang diberikan. JK juga sebenarnya menjawab dengan lancar, namun jawabannya tidak sedetil SBY.

Megawati sendiri menempati posisi terendah dalam penilaian saya, karena cara menjawabnya yang berputar-putar, tidak langsung menjawab pada inti permasalahan. Kondisi ini mungkin bisa saya simpulkan secara pribadi adalah dikarenakan kedua capres yang pertama berada pada posisi incumbent. Mereka lebih tahu permasalahan yang tengah dihadapi dalam mengelola pemerintahan saat ini. Megawati, yang memang pernah menjabat presiden sebelum SBY, selama ini hanya bisa melihat dari luar. Sehingga ketika dilontarkan pertanyaan tentang kebijakan keadaan alutsista yang dihadapi Indonesia, beliau tidak menjawab dengan eksplisit. Berbeda dengan SBY yang memaparkan rancangan anggaran alutsista dengan angka-angka, menaikkannya hingga pada taraf normal yaitu 120 triliun rupiah per tahun.

Dari seluruh jawaban yang diberikan masing-masing capres, bagaimanapun keputusan akhir ada di tangan pemilih. Andalah yang akan menentukan siapa yang akan memimpin negeri yang kita tinggali selama lima tahun ke depan.

Lirik Lagu “Jai Ho” mas Rahman

mas rahman penyanyi jai ho itu loh

Semenjak saya menyaksikan film Slumdog Millionaire bajakan yang ada di komputer saya, baru saya menyadari bahwa A.R. Rahman adalah seorang komposer terkenal di negara penghasil film tari-tarian itu. Terlahir dengan nama A. S. Dileep Kumar, mas Rahman ini memulai karirnya di dunia soundtrack film pada awal era ’90-an. Beberapa penghargaan telah diraihnya termasuk tigabelas Filmfare Awards, empat National Fim Awards, sebuah BAFTA Awards, sebuah Golden Globe, dan dua buah Academy Awards. Hmm…

Sebelum film Slumdog Millionaire, saya juga telah menikmati karya mas Rahman berupa soundtrack film “Inside Man” bertajuk “Chaiyya Chaiyya”. Komposisi musiknya memang terasa lain ketimbang musik-musik Hindi yang lain. Terasa enak di telinga dan membuat pinggul serasa ingin ikut bergoyang.

(more…)

Too Little Too Late Spanish Version Lyrics

Bukan pengen nyasar untuk keyword lirik lagu, tapi memang saya cinta sekali dengan lagu ini. Vokalnya Jojo juga seksi sekali. Dalam versi bahasa Spanyol pun, dia fasih melantunkannya dengan suara yang tak kalah seksi. Nyanyi sama-sama yukk. Awas, lidahnya kepelintir.. 🙂

Ven aquí, quédate,
ya tus frases no me convencen.
Dime que quieres oír (Acepto que no puedes volver).

Me tocas y reclamas ser
otra persona pero no soy tonta,
tu juego se termina aquí (Acepto que no puedes volver).

pues déjame volar,
el tiempo lo dirá si conmigo volverás,
me debes de escuchar,
lo nuestro se acabó y sabes que:

[Estribillo]
Ya esta un poco tarde,
no pienses en mí, de ti me olvidé,
y aunque tus sueños viven en mi,
acepto que no puedes volver.
dices que sueñas estar cara a cara otra vez,
es un juego, lo sé,
en verdad me cuesta la realidad,
acepto que no puedes volver.

te entregué muy joven lo sé,
te di me todo pero no pudiste aprovechar.
No hables más y márchate (acepto que no puedes volver).

No mires hacia atrás, lo que sucedió en el pasado ya quedó
No te soporto más, me tienes que entender y sabes que:

[Estribillo]
Ya esta un poco tarde, no pienses en mí,
de ti me olvidé,
y aunque tus sueños viven en mi,
acepto que no puedes volver.
dices que sueñas estar cara a cara otra vez,
es un juego, lo sé,
En verdad me cuesta la realidad, acepto que no puedes volver.

Puedo amar, mi vida entregar, babe,
tú sabes que me lo merezco (merezco eso y mucho más),
soy muy debil lo se, me haces bien, pero me haces mal
es tiempo de olvidar, no, no.
No, no, acepto que no puedes volver.

[Estribillo]
Ya esta un poco tarde, no pienses en mí (No puedo más),
de ti me olvidé,
y aunque tus sueños viven en mi, acepto que no puedes volver.
DICES que sueñas estar cara a cara otra vez,
es un juego, lo sé,
En verdad me cuesta la realidad, acepto que no puedes volver.

Márchate… no, no, no

[Estribillo]
Ya esta un poco tarde, no pienses en mí,
de ti me olvidé,
y aunque tus sueños viven en mi, acepto que no puedes volver.
DICES que sueñas estar cara a cara otra vez,
es un juego, lo sé,
En verdad me cuesta la realidad, acepto que no puedes volver

Another Cockroach Killing

Cockroach In The Cat Dish

Photo credit: catbutler on Flickr

Baru saja saya membunuh satu kecoak lagi yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja dia sudah melenggang dengan santainya menuju pintu kamar. Busett!! Berarti makhluk ini sudah sedari tadi (mungkin dari kemarin) berdiam di dalam kamarku. 

Tak terbayangkan dia berlalu lalang sementara saya masih terlelap dengan mimpi. Hii… 

Kecoak memang terkadang suka muncul di kos ini. Tindakan preventif yang biasa saya lakukan adalah dengan membiasakan menutup pintu rapat-rapat manakala meninggalkan kamar sesingkat apapun. Ke kamar mandipun, menutup pintu adalah sebuah keharusan. 

Meninggalnya Ayah Ninien

Siang ini dapat SMS dari Windri mengabarkan bahwa salah satu ayahanda dari kawan seperjuangan kami di Advertising UGM 2001, Ninien Dhita, telah berpulang ke pangkuan Allah Swt. Semoga arwah almarhum diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Amin.

WORKS