Secara kodrat, kondom adalah alat kontrasepsi yang fungsi umumnya ditujukan untuk mengatur pertumbuhan penduduk nasional di sebuah negara/wilayah. Para konsumen utama kondom ini tentu saja adalah para kaum pria, sebab prinsip kerja kondom ini adalah dengan menahan air mani pria (semen) yang mengandung sel sperma agar tidak masuk ke dalam rahim wanita melalui vagina, manakala terjadi persetubuhan.
Semakin sering kondom dipakai, semakin sedikit pembuahan yang terjadi, semakin jarang terjadi kelahiran, maka semakin ringan beban yang harus ditanggung oleh setiap pasangan suami istri untuk menghidupi keluarganya. Efek samping lain dari maraknya penggunaan kondom adalah berkembangnya bidang industri farmasi yang memproduksi kondom untuk selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta tingkat penyerapan tenaga kerja.
Akhir-akhir ini fungsi kondom sudah bertambah: sebagai alat pencegah penularan penyakit seksual. Secara logika praktis hal ini memang benar, manakala penyebaran kuman penyakit tersebut terjadi melalui pertukaran cairan kelamin. Dalam beberapa jenis penyakit seksual seperti sifilis, hal ini dapat berlaku. Namun, ketika kondom ditujukan untuk hal yang lebih spesifik seperti menangkal virus HIV, nampaknya masih perlu dites ulang. Sebab, kita tahu bahwa ukuran virus HIV sangatlah kecil, apalagi dibandingkan dengan sel sperma. Dibutuhkan kondom dengan kerapatan super tinggi untuk mencegah sang virus HIV lolos dari pori-pori kondom dan berpindah tubuh ke orang lain.
Hal terbaik untuk menangkal, mencegah, dan menghindari penyakit AIDS adalah dengan tidak berhubungan seks sama sekali dan selalu setia dengan pasangan masing-masing. Namun, jika kemudian freesex menjadi sesuatu yang tidak dapat terhindarkan, apa boleh buat, kondom adalah salah satu jawabannya. Kondom memang bukan barang sakti serupa baju baja ataupun jimat penangkal segala marabahaya yang bisa menjauhkan kita dari segala penyakit menular seksual. Namun, paling tidak kondom menurunkan kemungkinan tertular virus dan bakteri penyebab PMS.
Ngomong-ngomong soal kondom, Guillermo Vega, seorang Creative Art advertising Young and Rubicam dari Argentina, punya kampanye menarik soal produk kondom. Saya menangkap dari pesan iklan print yang dibuatnya sebagai berikut: « Use condom before it’s toolate. It’s no fun having sex while you’re dead ». Atau Anda punya penafsiran lain? Silakan menengok beberapa karyanya di bawah dan berkomentarlah. 🙂