Filsafat Pernikahan

December 24, 2008

Pernikahan adalah sebuah fase dalam kehidupan hampir semua manusia, yang letaknya berada di antara hidup dan mati. Slogan “Selamat Menempuh Hidup Baru” memang rasanya cocok menggambarkan kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan di mana dua orang harus berbagi tempat dalam satu atap. (Sok tau lu, Dan! Nikah aja belon) Kira-kira begitulah adanya menurut hemat saya.

Menikah Siti Nurhaliza

Ngomong-ngomong soal pernikahan dan falsafahnya, mas Ang punya posting menarik nih. (Minta izin re-post ya, Kang).

  • Yen kowe kawin, kowe bakal gela, ning yen ora kawin bakal luwih gela
    —Socrates
  • Kawin kuwi kaya dene lotre. sing lanang totohan kamardikanne, sing wadon totohan bathi-ne
    —MME de Rieux
  • Yen awakmu entuk bojo sing apik, sliramu bakal seneng. Yen entuke sing elek, bakal dadi filsuf
    —Socrates

Betul, ‘kan?

Translasi:

  • Kalau kamu menikah, kamu bakal menyesal. Kalau tidak menikah, kamu bakal lebih menyesal.
  • Kawin itu seperti undian. Yang laki memertaruhkan kebebasannnya, yang perempuan memertaruhkan keberuntungannya.
  • Kalau dirimu dapat pasangan yang cantik, hidupmu bakal jadi senang. Kalau kamu dapat pasangan yang jelek, hdiupmu bakal jadi filsafat.

MORE READINGS