Trackbacks; Apakah Itu?

Sifat alami dari blog sebagai sarana berkomunikasi,diwujudkan dengan adanya kotak komentar yang dapat diisi oleh siapa saja yang ingin memberikan pendapatnya atas artikel tersebut. Jikalau tak ingin berkomentar dan hanya ingin singgah dan berkata « Hai.. » tampaknya bukan sesuatu yang haram. Lain halnya jikalau kita mampir ke setiap posting dan mengisi kotak komentar dengan kata-kata « Hai, […]

Blog

Sifat alami dari blog sebagai sarana berkomunikasi,diwujudkan dengan adanya kotak komentar yang dapat diisi oleh siapa saja yang ingin memberikan pendapatnya atas artikel tersebut. Jikalau tak ingin berkomentar dan hanya ingin singgah dan berkata « Hai.. » tampaknya bukan sesuatu yang haram.

Lain halnya jikalau kita mampir ke setiap posting dan mengisi kotak komentar dengan kata-kata « Hai, salam kenal. Lihat blogku ya di sini ». Komentar tersebut akan dicap sebagai spam dan akan diblok oleh si pemilik blog sebagai perusuh dan spammer sejati.

Selain berkomunikasi melalui kotak komentar, seorang blogger juga dapat melakukan kontak dengan blog lain dengan menggunakan fasilitas yang dikenal sebagai trackback. Secara sederhana saya menangkap arti trackback sebagai sebuah sarana berkomunikasi antara sebuah blog dengan blog lain ketika salah satu blog tersebut memberikan link ke sebuah artikel pada blog yang lain.

Sebagai contoh, saya memberikan link kepada artikel milik Ray tentang bisnis SMS premium. Jika rekan Ray mengizinkan fasilitas pingback, maka secara otomatis saya akan muncul pada bagian komentar artikel rekan Ray tersebut. Pesan trackback itu, akan tampil seperti ini:

contoh trackback

Sakti bukan?! Berkomentar tak harus berkunjung pada blog milik orang lain, namun dengan memberikan link kepada artikel yang dituju, sudah cukup untuk menempatkan diri kita pada bagian komentar. Inilah yang disebut dengan trackback.

Secara sederhana bisa divisualisasikan sebagai sebuah sentilan kepada sang pemilik blog bahwa kita telah menulis sebuah artikel/posting yang di dalamnya mengandung link kepada artikelnya. « Hey, Ray. I’ve come up with a new article and fortunately I’m linking to your post. Why don’t you come and see? » Mungkin seperti itulah percakapan yang terjadi antara saya dan Ray ketika trackback dikirimkan.