Status Pemindahan Blog Daniy! = Sukses

Alhamdulillah. Akhirnya blog ini bisa pindah dengan sukses dari server lama yang brengsek di Reseller Zoom ke ArdHosting. Biasanya saya minta tolong customer support hosting untuk memindahkan seluruh isi web via cPanel. Waktunya cukup cepat. 10 menit jadi. Terima kasih buanyak,  buat mas Adhit yang selalu membantu dengan sigap dan memuaskan.  Namun, kali ini berhubung […]

Internet

WordPress Backup

Alhamdulillah. Akhirnya blog ini bisa pindah dengan sukses dari server lama yang brengsek di Reseller Zoom ke ArdHosting. Biasanya saya minta tolong customer support hosting untuk memindahkan seluruh isi web via cPanel. Waktunya cukup cepat. 10 menit jadi. Terima kasih buanyak,  buat mas Adhit yang selalu membantu dengan sigap dan memuaskan. 

Namun, kali ini berhubung blog yang saya pindahkan ini tidak terlalu penting (isinya cuma gambar-gambar bekas), maka saya memutuskan untuk mencoba memindahkan sendiri blog WordPress ini dari server lama ke server baru. Untuk pemindahan manual, bisa dilakukan dengan dua cara: 

  1. Melalui dashboard admin WordPress Tools > Export. File backup yang akan di download berbentuk file XML. File tersebut yang akan kita import di dashboard admin Wordpress yang baru melalui menu Tools > Import
  2. Melalui kontrol panel phpMyAdmin di cPanel. File backup yang di download berbentuk SQL.ZIP (format SQL yang dikompresi ZIP). File tersebut akan di import ke server yang baru melalui phpMyAdmin juga. 

Pertama kali mengenal WordPress, saya selalu menggunakan cara pertama, karena prosesnya lebih mudah dimengerti ketimbang cara kedua. Saya tidak perlu mengerti tentang database dan phpMyAdmin. Tinggal export, pindah nameserver, tunggu beberapa saat hingga domain propagation berhasil, lalu install WordPress lagi di server yang baru. Nanti dari dashboard WordPress, file backup tadi tinggal di-import kembali. Mudah. 

Kekurangannya adalah, proses tersebut hanya menyimpan data tentang posting, page, dan komentar. Hal-hal lain seperti setting global WordPress akan mengikuti setting WordPress yang baru di-install. Jadi saya harus mengeset ulang seluruh setting yang ada di WordPress, mulai dari permalink, writing, reading, discussion, dll. Buruknya, link yang ada di blogroll juga tidak disertakan dalam file XML, sehingga jika saya lupa mencatat link apa saja yang ada sebelum backup XML, maka ucapkan selamat tinggal pada koleksi link tersebut. 

Cara kedua, melalui phpMyAdmin memang lebih ribet, namun lebih memuaskan hasilnya. Saya tidak perlu membuat setting ulang seluruh option yang ada di WordPress. Namun, ada beberapa hal tambahan yang perlu dicermati ketika melakukan backup dengan cara ini. Beberapa setting ulang perlu dilakukan, jika tidak, blog yang di-backup akan terlihat kosong (blank)

Mau tahu rinciannya? Insya Allah saya akan bagi langkah-langkahnya dalam artikel besok. 

Image from WordPrezzie