Filsafat Pernikahan

Pernikahan adalah sebuah fase dalam kehidupan hampir semua manusia, yang letaknya berada di antara hidup dan mati. Slogan « Selamat Menempuh Hidup Baru » memang rasanya cocok menggambarkan kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan di mana dua orang harus berbagi tempat dalam satu atap. (Sok tau lu, Dan! Nikah aja belon) Kira-kira begitulah adanya menurut hemat saya. […]

Ide

Pernikahan adalah sebuah fase dalam kehidupan hampir semua manusia, yang letaknya berada di antara hidup dan mati. Slogan « Selamat Menempuh Hidup Baru » memang rasanya cocok menggambarkan kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan di mana dua orang harus berbagi tempat dalam satu atap. (Sok tau lu, Dan! Nikah aja belon) Kira-kira begitulah adanya menurut hemat saya.

Menikah Siti Nurhaliza

Ngomong-ngomong soal pernikahan dan falsafahnya, mas Ang punya posting menarik nih. (Minta izin re-post ya, Kang).

  • Yen kowe kawin, kowe bakal gela, ning yen ora kawin bakal luwih gela
    —Socrates
  • Kawin kuwi kaya dene lotre. sing lanang totohan kamardikanne, sing wadon totohan bathi-ne
    —MME de Rieux
  • Yen awakmu entuk bojo sing apik, sliramu bakal seneng. Yen entuke sing elek, bakal dadi filsuf
    —Socrates

Betul, ‘kan?

Translasi:

  • Kalau kamu menikah, kamu bakal menyesal. Kalau tidak menikah, kamu bakal lebih menyesal.
  • Kawin itu seperti undian. Yang laki memertaruhkan kebebasannnya, yang perempuan memertaruhkan keberuntungannya.
  • Kalau dirimu dapat pasangan yang cantik, hidupmu bakal jadi senang. Kalau kamu dapat pasangan yang jelek, hdiupmu bakal jadi filsafat.