Asal Mula Breadcrumb

Pertama kali saya berkenalan dengan kosakata Breadcrumb adalah ketika berkenalan dengan CMS Joomla. Salah satu modul ini merupakan fitur yang memungkinkan user untuk melacak keberadaan mereka pada sebuah situs yang sedang mereka kunjungi. Breadcrumb biasanya terletak pada bagian atas situs dan berbentuk horizontal yang berderet dari kiri ke kanan menunjukkan hirarki sebuah halaman situs. Struktur […]

Asal Usul

Pertama kali saya berkenalan dengan kosakata Breadcrumb adalah ketika berkenalan dengan CMS Joomla. Salah satu modul ini merupakan fitur yang memungkinkan user untuk melacak keberadaan mereka pada sebuah situs yang sedang mereka kunjungi. Breadcrumb biasanya terletak pada bagian atas situs dan berbentuk horizontal yang berderet dari kiri ke kanan menunjukkan hirarki sebuah halaman situs. Struktur Breadcrumb bisa dilihat seperti berikut:

Home Page – Section Page – Sub Section Page

Keberadaan Breadcrumb terkadang menduplikasi fungsi dari tombol Back yang ada pada browser, sehingga beberapa webmaster memandang tidak merasa perlu untuk menaruhnya pada halaman website. Apalagi jika situsnya tidak memiliki struktur hirarki yang tidak pasti, seperti Amazon.Com yang mengandalkan fungsi Search untuk navigasinya.

Terlepas dari fungsi penting atau tidak penggunaan Breadcrumb pada sebuah situs, yang jelas saya tertarik dengan kosakat Breadcrumb itu sendiri. Jika saya mencari arti kata Breadcrumb pada Microsoft Encarta Dictionary, maka saya akan menemukan entri a tiny piece of bread, either soft or hard (often used in the plural). Jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah remah-remah roti.

Sejenak saya berpikir korelasi antara remah-remah roti dan sebuah aplikasi website. Sepuluh detik pikiran saya kemudian menerawang pada sebuah kisah yang sudah tidak saya dengar lama sekali. Kisah tentang dua orang anak tukang kayu yang ditinggalkan oleh ayahnya di dalam hutan: Hansel dan Gretel. Ayahnya terpaksa melakukan hal tersebut atas perintah istrinya sebab persediaan makanan yang kian menipis. Ketika rencana tersebut didengar oleh kedua anak tersebut, sang anak lelaki berinisiatif mengumpulkan kerikil-kerikil berwarna putih untuk disebar di sepanjang perjalanan sehingga mereka tidak akan tersesat dalam mencari jalan pulang.

Pada hari ketiga kerikil-kerikil yang mereka kumpulkan sudah habis, sehingga mereka harus menyebar remah-remah bekal roti mereka sebagai pengganti tanda jejak. Malangnya, remah-remah roti tersebut dimakan oleh burung dan berbagai macam binatang lainnya, sehingga kali ini mereka benar-benar tersesat di hutan.

Remah-remah roti dalam kisah Hansel dan Gretel tersebut rupanya telah menginspirasi programmer untuk memberi nama pada aplikasi penanda jejak yang mereka buat. Namun ada sedikit kejanggalan pada korelasi tersebut sebab remah-remah roti tidak membuat Hansel dan Gretel kembali pada rumahnya. Yang membuat mereka benar-benar kembali adalah WhitePebbles (kerikil putih).